Lathifah Amaturrohman menekuni bisnis gendongan bayi karena pengalaman pribadi. Kini ia bergerak di label bayiku.id. Ditemui di rumah produksinya di JL Terusan Sulfat 49 C Kota Malang, Selasa (25/5/2021), ia menjelaskan tentang usahanya yang dimulai sejak nol pada 2017.
“Ide awalnya itu ketika anakku jatuh dari gendongan saat di mall. Aku memakai gedongan pemberian hadiah,” jelas Thiva yang pernah bekerja sebagai presenter TV ini pada suryamalang.com. Dijelaskan, ia memang awalnya kurang paham ilmu menggendong dan gendongan yang aman.
“Pas jalan-jalan di mal pakai gendongan tiduran itu, tangan kanan ambil belanjaan. Gak tahunya pengaitnya pecah. Anakku jatuh di lantai mal dan kemudian dikerumuni orang. Hal itu membuatnya trauma dengan gendongan berbarkel seperti itu,” ceritanya.
Ia kemudian memutuskan bikin gendongan sendiri. Sebelumnya ia melakukan riset sendiri bagaimana gendongan yang aman, jahitannya bagaimana dsb. Ternyata banyak teman-temannya yang tertarik untuk dibuatkan. Model gendongannya baby wrab sehingga anak “nemplok” di dada ibunya.
Ia kemudian memutuskan bikin usaha sendiri dengan beberapa produk gendongan. Yang dikerjakan pekerjanya saat ini adalah hasil PO (Pre Order) dua bulan lalu. Ia juga melakukan tes-tes untuk produknya. Seperti tes kekuatan, tes jahitan dll untuk meyakinkan konsumen bahwa produk gendongannya aman dan nyaman.
“Keamanan adalah konsen kami,” kata Thiva yang pada 2019 mengambil sertifikasi konsultan menggendong di Inggris. Dari perjalanan waktu, ia makin paham bagaimana gendongan yang aman dan nyaman serta membantu pertumbuhan tulang bayi. Sejauh ini, pemasarannya di IG.
Ia juga memiliki 58 agen penjualan yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Dari agen juga bisa dilakukan pemasaran sampai ke luar negeri seperti Malaysia, Brunei dan Singapura. Wanita berhijab ini menjelaskan, awal memasarkan produknya juga sempat dipandang sebelah mata ketika ditawarkan di toko perlengkapan bayi di Kota Malang karena khawatir tidak laku.
Apalagi produknya bukan model gendongan kain panjang seperti lazimnya. Tapi gendongan baby wrap versi instant. Ia awalnya menitipkan 50 buah, ternyata laku semua dalam dua hari. Kemudian ditambah 100 buah bisa laku seminggu. “Sekarang bisa mengirim 800 buah per bulan kesana,” jawab Thiva. Kini produknya hanya melayani permintaan agen dan bukan ritel.
Memang pernah melayani ritel hingga ekspor ke Malaysia, Singapura dan Belanda. Namun hal itu kini ditangani agen karena ada juga yang menjual di Shopee. Untuk selera pasar luar negeri berupa gendongan dengan gambar kekayaan alam Indonesia sekaligus kampanye. Ia bekerjasama dengan Pro Fauna. Dimana pembelian produk tersebut sekaligus berdonasi untuk menaman pohon di hutan